businessadviceserviceblog.com – Reshuffle kabinet yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto direspons negatif oleh pasar, namun hal ini dianggap wajar oleh Ketua Umum Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto. Menurutnya, investor saat ini cenderung menunggu kepastian arah kebijakan dari menteri-menteri baru, terutama dalam sektor ekonomi yang krusial bagi pertumbuhan nasional.
Pada perdagangan Senin, 8 September, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 100,49 poin atau 1,28 persen, menurun ke level 7.766 setelah pengumuman reshuffle. Adik menegaskan bahwa tujuan utama reshuffle adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja pemerintah dalam mendorong ekonomi, sehingga penurunan pasar saat ini merupakan reaksi sementara.
Fokus perhatian investor kini tertuju pada posisi Menteri Keuangan yang baru. Dengan ditinggalkannya Sri Mulyani, yang dikenal dengan kebijakan fiskal ketatnya, pasar merasa perlu untuk mendapatkan kepastian dari menteri baru. Adik mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi Menteri Keuangan adalah menjaga defisit fiskal di angka 2-3 persen dari produk domestik bruto dan mencapai pertumbuhan ekonomi antara 6-6,5 persen pada tahun 2026.
Sementara itu, sektor industri hasil tembakau menunjukkan penguatan meskipun IHSG melemah, karena pelaku industri optimis akan adanya kebijakan baru yang lebih mendukung. Adik juga menyoroti pentingnya reformasi perpajakan yang adil dan stabilitas sosial untuk menjaga iklim investasi.
Dengan penunjukan Ferry Juliantono sebagai Menteri Koperasi dan UKM, Adik mengungkapkan harapan bahwa sektor koperasi akan semakin maju, berkat pengalaman dan dedikasi Ferry yang telah terbukti. Kadin Jatim optimis bahwa reshuffle kabinet ini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional jika pemerintah dapat mempertahankan kebijakan fiskal yang konsisten.