businessadviceserviceblog.com – Perusahaan asuransi dan reasuransi berkolaborasi dengan asosiasi serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengembangkan produk asuransi parametrik kebencanaan berskala nasional. Produk ini akan didasarkan pada curah hujan dan magnitudo gempa, dan ditargetkan untuk diimplementasikan pada tahun depan, 2026.
Fiza Wira Atmaja, Kepala Departemen Industry Research PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re), mengungkapkan bahwa inisiatif ini telah direncanakan selama setahun. Indonesia Re berperan penting dalam penelitian produk baru yang bertujuan menyediakan dana cepat bagi pemangku kepentingan dalam respon terhadap bencana. Berbeda dari asuransi tradisional, asuransi parametrik akan membayar klaim berdasarkan parameter tertentu, seperti tingkat curah hujan, tanpa verifikasi kerusakan fisik.
Dalam penjelasannya, Fiza memberi contoh, jika sebuah daerah mengalami banjir akibat curah hujan tinggi, nilai klaim yang diterima akan lebih besar dibandingkan daerah yang terdampak dengan curah hujan rendah. Saat ini, pengembangan produk asuransi parametrik telah mencapai tahap desain, namun masih memerlukan beberapa revisi dan penyesuaian.
Aspek lain yang masih dalam kajian meliputi nilai premi dan jumlah pembayaran klaim, serta berapa porsi risiko yang akan direasuransikan baik di dalam maupun luar negeri. Fiza menyatakan bahwa desain produk sudah hampir final, dan berbagi informasi dengan pasar internasional juga sudah dilakukan.
Langkah ini diharapkan akan membantu meningkatkan kesiapsiagaan dan respon cepat terhadap bencana di Indonesia, sekaligus memberikan kepastian bagi masyarakat dalam menghadapi situasi darurat.