businessadviceserviceblog.com – Pemerintah Indonesia menarik utang baru sebesar Rp501,5 triliun hingga akhir September 2025. Angka tersebut mencerminkan 68,6 persen dari total target utang tahun ini yang mencapai Rp731,5 triliun. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi pembiayaan anggaran di tengah defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp371,5 triliun.
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menjelaskan bahwa kondisi APBN tetap adaptif dan kredibel. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara dukungan terhadap pemulihan ekonomi dan kesinambungan fiskal dalam jangka menengah. Penjelasan ini disampaikannya dalam konferensi pers APBN KiTa pada 14 Oktober 2025 di Jakarta.
Lebih lanjut, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menambahkan bahwa realisasi pembiayaan anggaran saat ini didasarkan pada proyeksi defisit yang diperkirakan mencapai Rp662 triliun, setara 2,78 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun ini. Dia juga menyatakan bahwa jumlah utang yang telah direalisasikan sebesar Rp501,5 triliun menunjukkan pencapaian sekitar 68,6 persen dari target yang ditetapkan.
Dengan menarik utang baru, pemerintah bertujuan untuk memastikan ketersediaan dana dalam mendukung program-program yang mendorong pemulihan ekonomi nasional. Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas fiskal sekaligus mendukung keperluan anggaran yang semakin meningkat. Pengelolaan utang secara hati-hati menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ekonomi ke depan dan memperkuat fondasi perekonomian negara.