businessadviceserviceblog.com – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menghadapi sorotan setelah disebut sebagai “sarang pengangguran.” Menanggapi tudingan ini, pendiri Hipmi, Abdul Latief, menekankan peran organisasi dalam mengubah pengangguran menjadi pelaku usaha yang kreatif dan mandiri. Dalam Rapat Kerja Daerah Hipmi Jaya 2025, Abdul Latief menyatakan bahwa stigma negatif merupakan tantangan untuk membuktikan bahwa Hipmi mampu melahirkan pengusaha-pengusaha tangguh.
Dia menegaskan, meskipun ada pandangan yang merugikan, Hipmi menggunakan kekuatan anggota yang beragam untuk menciptakan kekuatan ekonomi baru. Abdul Latief juga menekankan bahwa banyak pengusaha sukses yang lahir dari organisasi ini, mengindikasikan bahwa tuduhan tersebut tidak sepenuhnya akurat.
Ketua Umum Hipmi Jaya, Ryan Haroen, turut memberikan pandangan tegas mengenai isu ini. Dia mencatat bahwa pernyataan tersebut seharusnya menjadi pengingat untuk tetap berpegang pada prinsip dasar pendirian Hipmi, yakni menciptakan pemimpin usaha yang berdikari. Ryan menambahkan, apa yang disampaikan Abdul Latief bukan hanya sekadar refleksi tetapi juga tantangan bagi organisasi untuk terus berkembang.
Selain itu, keduanya sepakat bahwa Hipmi memiliki peran penting dalam mendukung para wirausaha muda agar dapat berkembang dan beradaptasi dengan tren ekonomi yang terus berubah. Keberadaan Hipmi dianggap sebagai salah satu pilar penting dalam upaya meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia ke depannya, membuktikan komitmen organisasi untuk menciptakan ekosistem usaha yang lebih baik.