businessadviceserviceblog.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan signifikan pada hari Jumat, dengan melemah 121,60 poin atau sebesar 1,53 persen, berakhir di level 7.830,49. Penurunan ini terjadi di tengah perhatian pelaku pasar yang menunggu rilis data inflasi dari Amerika Serikat (AS).
Menurut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, pelaku pasar saat ini fokus pada data Personal Consumption Expenditures (PCE) Prices yang dijadwalkan rilis pada tanggal 29 Agustus 2025. Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kebijakan moneter The Fed ke depan. Gubernur Fed, Christopher Waller, telah menyatakan dukungannya terhadap penurunan suku bunga pada bulan September dan kemungkinan penurunan lebih lanjut untuk mendekatkan kebijakan pada posisi netral.
Situasi politik juga memengaruhi sentimen pasar, terutama setelah pemecatan Gubernur Fed Lisa Cook oleh Presiden AS, Donald Trump, yang memasukkan kandidat pro pelonggaran ke dalam dewan Fed. Hal ini menambah kekhawatiran mengenai independensi bank sentral.
Di dalam negeri, aksi massa yang terjadi baru-baru ini juga menjadi pertimbangan pelaku pasar, dengan dampak terhadap stabilitas keamanan dan politik nasional. IHSG terus berada di zona merah, bahkan setelah sesi kedua perdagangan saham.
Berdasarkan indeks sektoral IDX-IC, hanya sektor industri yang menguat sebesar 0,57 persen, sementara sepuluh sektor lainnya mengalami penurunan. Total frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.509.118 transaksi, dengan nilai perdagangan mencapai Rp22,75 triliun. Sementara itu, bursa saham regional Asia juga menunjukkan pergerakan yang beragam.