businessadviceserviceblog.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penguatan signifikan pada hari Rabu, mencatat kenaikan sebesar 54,39 poin atau 0,70 persen, sehingga mencapai posisi 7.846,09. Penguatan ini didorong oleh optimisme terkait potensi penurunan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed) pada September 2025.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menjelaskan bahwa IHSG berhasil keluar dari fase konsolidasi, didukung oleh volume perdagangan yang meningkat. Ia memprediksi IHSG memiliki peluang menguji level tertinggi di 7.910. Sentimen positif ini turut diperkuat oleh data inflasi di Amerika Serikat, yang tercatat lebih rendah dari perkiraan. Inflasi Juli 2025 menunjukkan angka 0,2 persen secara bulanan (month to month) dan 2,7 persen secara tahunan (year on year), keduanya di bawah estimasi sebelumnya, menambah ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed.
Sementara itu, di Eropa, para pelaku pasar memperhatikan data harga grosir Jerman yang diperkirakan stabil, serta menunggu rilis data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris untuk kuartal kedua 2025. Bursa saham Eropa juga mengalami mayoritas penguatan, di mana indeks Euro Stoxx 50 naik 0,09 persen, sedangkan bursa saham AS di Wall Street ditutup menguat dengan indeks S&P 500 naik 1,13 persen.
Di kawasan Asia, bursa saham menunjukkan tren bervariasi, dengan indeks Nikkei naik 1,34 persen, sementara indeks Hang Seng mengalami penurunan 1,01 persen. Pergerakan ini mencerminkan respon pasar terhadap kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian. Dengan demikian, IHSG dan bursa regional lainnya terus memantau perkembangan ekonomi dan kebijakan moneter untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.