businessadviceserviceblog.com – Anggaran ketahanan energi untuk tahun 2026 ditetapkan mencapai Rp402,4 triliun, dengan sebagian besar dana dialokasikan untuk subsidi energi sebesar Rp210,1 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hal ini dalam konferensi pers mengenai Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2026 di Jakarta pada Jumat lalu.
Dalam anggaran tersebut, subsidi energi mencakup dukungan untuk bahan bakar minyak, listrik, dan LPG ukuran 3 kg. Selain subsidi, alokasi dana juga mencakup insentif perpajakan senilai Rp16,7 triliun dan pengembangan infrastruktur energi, termasuk pipa gas senilai Rp4,5 triliun. Program listrik desa mendapatkan alokasi sebesar Rp5 triliun, sementara dukungan lainnya mencapai Rp0,6 triliun.
Sri Mulyani juga menargetkan lifting minyak bumi sebesar 610 ribu barel per hari, sedikit lebih tinggi dibandingkan target tahun sebelumnya. Namun, lifting gas ditargetkan mencapai 984 ribu barel setara minyak per hari, jauh lebih rendah dibanding APBN 2025 yang menargetkan 1.005 ribu barel.
Dalam konteks energi baru dan terbarukan, Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya pembangunan pembangkit dari sumber energi terbarukan seperti energi surya dan panas bumi. Ia mencanangkan visi Indonesia menjadi pelopor dalam energi bersih global dengan target 100 persen pembangkitan listrik dari energi baru dan terbarukan dalam sepuluh tahun ke depan serta percepatan pencapaian emisi nol bersih pada tahun 2060.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati akses energi yang terjangkau dan berkelanjutan.