businessadviceserviceblog.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu diprediksi akan bergerak mendatar. Hal ini terjadi di tengah perhatian pelaku pasar terhadap perundingan dagang yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan China. IHSG dibuka dengan penguatan sebesar 20,80 poin atau 0,27 persen, mencapai posisi 7.638,71. Sementara itu, indeks LQ45 yang mencakup 45 saham unggulan juga mengalami kenaikan, meski lebih modest, dengan tambahan 0,87 poin atau 0,11 persen, hingga mencapai 805,93.
Analis dari Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, mengingatkan pentingnya memantau level support IHSG. Jika indeks ini menembus level 6.500 hingga 6.550, ada kemungkinan terjadi aksi ambil untung. Namun, jika IHSG mampu bertahan di atas angka 7.600 hingga 7.620, penguatan lebih lanjut bisa terjadi.
Di luar negeri, ketidakpastian dalam negosiasi dagang AS dan China menjadi perhatian utama. Perwakilan Dagang AS menyatakan perundingan menuju arah yang positif, tetapi tidak menjelaskan apakah kesepakatan mendekat atau penundaan tarif akan diperpanjang. Jika tidak, barang dari China bisa dikenakan tarif sebesar 34 persen.
Di sisi lain, pelaku pasar juga menanti hasil pertemuan bank sentral AS, The Fed, yang dijadwalkan hari ini. Diperkirakan, suku bunga akan tetap pada level 4,25-4,5 persen. Ada pula perhatian terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang dilaporkan oleh IMF, yang meningkatkan angka proyeksinya menjadi 3 persen untuk 2025, didorong oleh kondisi ekonomi yang lebih baik.
Secara regional, bursa saham Asia menunjukkan berbagai pergerakan. Indeks Nikkei dan Shanghai menguat, sementara Hang Seng mengalami penurunan. Pelaku pasar tetap berhati-hati menunggu informasi lebih lanjut mengenai langkah kebijakan moneter dan situasi perdagangan dunia.