businessadviceserviceblog.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup melemah, mencermati dinamika kebijakan perdagangan global. IHSG terpantau turun 11,44 poin atau 0,15 persen menjadi 7.503,75, sedangkan indeks LQ45, yang mencakup 45 saham unggulan, menyusut 6,62 poin atau 0,83 persen menjadi 789,59.
Menurut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, pelaku pasar regional Asia bersikap hati-hati mengingat arah kebijakan perdagangan yang berubah dan prospek pertumbuhan ekonomi global yang tidak menentu. Ketidakpastian ini diperburuk oleh rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menerapkan tarif hingga 250 persen pada impor barang farmasi dan semikonduktor, yang direncanakan akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan.
Data ekonomi AS juga menunjukkan tanda-tanda perlambatan, dimana aktivitas sektor jasa stagnan dengan kenaikan tipis dari 55,2 menjadi 55,7, mengindikasikan potensi stagflasi. Di sisi domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen, lebih baik dibandingkan dengan 4,87 persen pada kuartal I-2025.
Pemerintah berkomitmen untuk mendorong perekonomian dengan paket stimulus sebesar Rp10,8 triliun, yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di kuartal III-2025. Saat perdagangan dibuka, IHSG mencatatkan pergerakan negatif hingga penutupan sesi kedua.
Dari 2.900.764 transaksi yang tercatat, sebanyak 320 saham mengalami kenaikan, sementara 270 saham mengalami penurunan. Di bursa regional, indeks Nikkei, Shanghai, Hang Seng, dan Strait Times menunjukkan penguatan, menandakan pergerakan positif di pasar Asia.