businessadviceserviceblog.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa aksi jual bersih atau net sell oleh investor asing di pasar saham Indonesia belakangan ini merupakan bagian dari dinamika rotasi portofolio global. Hal ini terjadi seiring dengan penyesuaian terhadap sentimen eksternal yang dipengaruhi oleh kebijakan tarif Presiden AS serta ketidakpastian geopolitik yang ada.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menjelaskan bahwa sentimen luar negeri yang memengaruhi keputusan investor termasuk perubahan suku bunga global dan pergeseran aset menuju instrumen yang lebih aman. Menurut Inarno, aksi net sell ini merupakan strategi yang umum dilakukan oleh portofolio global.
Data mencatat bahwa pada bulan Juli 2025, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp8,34 triliun dalam sebulan dan total net sell mencapai Rp61,91 triliun sejak awal tahun. Namun, pasar surat berharga negara (SBN) masih menarik bagi investor asing, terlihat dari catatan net buy sebesar Rp13,28 triliun pada akhir Juli.
Inarno menegaskan bahwa aliran dana masuk ke SBN menunjukkan masih adanya kepercayaan terhadap fundamental ekonomi Indonesia, membuat negara ini tetap menarik untuk investasi jangka menengah dan panjang. Meskipun ada sentimen negatif yang dipicu ketegangan perdagangan global, pasar modal Indonesia tetap stabil.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kinerja positif dengan angka 7.484,34 per 31 Juli, meningkat 5,71 persen dibandingkan awal tahun. Sementara itu, indeks pasar obligasi juga menguat, mencerminkan kesehatan sektor investasi domestik yang terus terjaga.